SILOGISME
Silogisme adalah jenis penalaran deduksi secara tidak
langsung. Silogisme merupakan
penemuan terbesar dari ahli filsafat terkenal,Aristoteles. Dalam pengertian umum, silogisme adalah suatu argument deduktif
yang terdiri dari dua premis dan satu kesimpulan. Silogisme adalah setiap
penyimpulan tidak langsung, yang dari dua proposisi (premis-premis) disimpulkan
suatu proposisi baru (kesimpulan). Premis yang pertama disebut premis umum
(premis mayor) dan premis yang kedua disebut premis khusus (premis minor).
Kesimpulan itu berhubungan erat sekali dengan premis-premis yang ada. Jika
premis-premisnya benar maka kesimpulannya juga benar.Dalam penerapannya, ada
tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategoris, silogisme hipotesis, dan
silogisme alternatif.
Silogisme kategoris adalah silogisme yang
terdiri dari tiga proposisi (premis) kategoris. Contoh silogisme kategoris:
- Semua manusia adalah makhluk berakal budi (premis
mayor)
- Afdan adalah manusia (premis minor)
- Jadi, Afdan adalah makhluk berakal budi
(kesimpulan)
Silogisme hipotesis adalah silogisme yang
premis mayornya berupa keputusan hipotesis dan premis minornya merupakan
pernyataan kategoris. Contoh
silogisme hipotesis:
- Jika
hari ini tidak hujan, saya akan ke rumah paman (premis mayor)
- Hari
ini tidak hujan (premis minor)
- Maka,
saya akan kerumah paman (kesimpulan).
Silogisme alternatif adalah silogisme yang
premis mayornya premis alternatif, premis minornya membenarkan salah satu
alternatifnya, dan kesimpulannya menolak alternatif yang lain. Contoh silogisme alternatif:
- Kakek berada di Bantaeng atau Makassar (premis
mayor)
- Kakek berada di Bantaeng (premis minor)
- Jadi, kakek tidak berada di Makassar (kesimpulan)
GENERALISASI
Di dalam buku Logika, Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki. ( Mundiri, 1994 : 127 )
Di dalam buku Logika, Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki. ( Mundiri, 1994 : 127 )
Menurut Gorys Keraf dalam buku Argumentasi dan Narasi, Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena tadi. (Gorys Keraf, 1994:43)
Contoh dari generalisasi :
- aluminium jika dipanaskan akan memuai
- besi jika dipanaskan akan memuai
- tembaga jika dipanaskan akan memuai
- nikel jika dipanaskan akan memuai
Generalisasinya, yaitu semua logam jika dipanaskan akan memuai.
Macam – Macam Generalisasi :
Dari segi kuantitas fenomena yang menjadi dasar penyimpulan, generalisasi dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Generalisasi Sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan yang diselidiki.
2. Generalisasi Tidak Sempurna
Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Generalisasi juga bisa dibedakan dari segi bentuknya ada 2, yaitu : loncatan induktif dan yang bukan loncatan induktif. (Gorys Keraf, 1994 : 44-45)
1. Loncatan Induktif
Generalisasi yang bersifat loncatan induktif tetap bertolak dari beberapa fakta, namun fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada. Fakta-fakta tersebut atau proposisi yang digunakan itu kemudian dianggap sudah mewakili seluruh persoalan yang diajukan.
Contoh : Bila ahli-ahli filologi Eropa berdasarkan pengamatan mereka mengenai bahasa-bahasa Ido-German kemudian menarik suatu kesimpulan bahwa di dunia terdapat 3.000 bahasa.
2. Tanpa Loncatan Induktif
Sebuah generalisasi bila fakta-fakta yang diberikan cukup banyak dan menyakinkan, sehingga tidak terdapat peluang untuk menyerang kembali.
Misalnya, untuk menyelidiki bagaimana sifat-sifat orang Indonesia pada umumnya, diperlukan ratusan fenomena untuk menyimpulkannya.
CONTOH PARAGRAF ANALOGI
Perubahan alam semesta yang mengembang dapat dijelaskan dan disimpulkan dari apa yang terjadi pada balon karet yang dikembungkan. Sebelumnya, balon karet itu diwarnai. Ketika dikembungkan, warna pada balon karet itu ikut mengembang. Semakin besar balon itu mengembang, semakin pudar warnanya. Warna itu memudar karena warna makin berkurang dan mengembang. Cahaya bintang-bintang di angkasa juga semakin berkurang intensitasnya. Para ahli menyimpulkan bahwa bintang-bintang itu makin menjauh dari kita dan alam semesta pun mengembang
Perubahan alam semesta yang mengembang dapat dijelaskan dan disimpulkan dari apa yang terjadi pada balon karet yang dikembungkan. Sebelumnya, balon karet itu diwarnai. Ketika dikembungkan, warna pada balon karet itu ikut mengembang. Semakin besar balon itu mengembang, semakin pudar warnanya. Warna itu memudar karena warna makin berkurang dan mengembang. Cahaya bintang-bintang di angkasa juga semakin berkurang intensitasnya. Para ahli menyimpulkan bahwa bintang-bintang itu makin menjauh dari kita dan alam semesta pun mengembang
SUMBER
http://www.ras-eko.com/2011/03/generalisasi-macam-macam-generalisasi.html?m=0