MANAJEMEN
RISIKO KEUANGAN
Manajemen risiko adalah
suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang
berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian
risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan
pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya.
Pentingnya
Manajemen Resiko Keuangan
Pertumbuhan jasa
manajemen resiko yang cepat menunjukan bahwa manajemen dapat meningkatkan nilai
perusahaan dengan mengendalikan resiko keuangan. Adanya harapan yang besar dari
investor pihak-pihak berkepentingan lainya, agar manajer keuangan mampu
mengidentifikasikan dan mengelola resiko pasar yang dihadapi secara aktif.
Tujuan
Manajemen Risiko
Tujuan utama manajemen
risiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari
perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas, dan ekuitas.
Resiko volatilitas harga yang dihadapi ini disebut dengan resiko pasar.
Meskipun volatilitas harga atau tingkat, akuntan manajemen perlu
mempertimbangkan resiko lainnya:
1.
Risiko likuiditas, timbul karena tidak
semua produk manajemen dapat diperdagangkan secara bebas.
2.
Diskontinuitas pasar, mengacu pada
risiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan perubahan harga secara bertahap.
3.
Risiko kredit, merupakan kemungkinan
bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen risiko tidak dapat memenuhi
kewajibannya.
4. Risiko regulasi, adalah risiko yang
timbul karena pihak otoritas public melarang penggunaan suatu produk keuangan
untuk tujuan tertentu.
5. Risiko pajak, merupakan risiko bahwa
transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat memperoleh perlakuan pajak yang
diinginkan, dan
6. Risiko akuntansi, adalah peluang bahwa
suatu transaksi lindung nilai tidak dapat dicatat selain bagian dari transaksi
yang hendak dilindung nilai.
Mengapa
Mengelola Resiko Keuangan?
Mengendalikan resiko
keuangan dapat meningkatkan nilai perusahaan, karena investor menyukai manajer
keuangan yang mampu mengidentifikasi dan mengelola resiko pasar. Stabilitas
aliran kas bisa meminimalkan kejutan laba, sehingga ekspektasi arus kas naik.
Stabilitas laba mengurangi resiko gagal bayar & kebangkrutan. Manajemen
eksposur yang aktif membuat perusahaan bisa konsentrasi pada resiko bisnis
utama.
Peranan
Akuntansi
Akuntan manajemen
membantu dalam mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasi keseimbangan
yang terkait dengan strategi respons risiko alternatif, mengukur potensi yang
dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk lindung nilai
tertentu dan mengevaluasi efektivitas program lindung nilai.
Identifikasi
Risiko Pasar
Kerangka dasar yang
bermanfaat untuk mengidentifikasikan
berbagai jenis risiko market yang
berpotensi dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali
dengan pengamatan atas hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilai
suatu perusahaan dan pesaingnya. Dan biasanya disebut sebagai kubus pemetaan
risiko. Istilah pemicu nilai mengacu pada kondisi keuangan dan pos-pos kinerja
operasi keuangan utama yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Risiko pasar
mencakup risiko kurs valuta asing dan suku bunga, serta risiko harga komoditas
dan eukuitas. Dimensi ketiga dari kubus pemetaan risiko, melihat kemungkinan
hubungan antara risiko pasar dan pemicu nilai untuk masing-masing pesaing utama
perusahaan.
Menguantifikasi
Penyeimbangan
Peran lain yang
dimainkan oleh para akuntan dalam proses manajemen risiko meliputi proses
kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan alternatif strategi respons
risiko. Akuntan harus mengukur manfaat dari lindung dinilai dan dibandingkan
dengan biaya plus biaya kesempatan berupa keuntungan yang hilang dan berasal
dari spekulasi pergerakan pasar
Manajemen
Risiko di Dunia dengan Kurs Mengambang
Risiko kurs valuta asing (valas) adalah salah satu
bentuk risiko yang paling umum dan akan dihadapi oleh perusahaan multinasional.
Dalam dunia kurs mengambang, manajemen risiko mencakup :
1. Antisipasi
pergerakan kurs
2. Pengukuran
risiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan
3. Perancangan
strategi perlindungan yang memadai
4. Pembuatan
pengendalian manajemen risiko internal.
Peramalan
atas Perubahan Kurs
Informasi yang sering
kali digunakan dalam membuat peramalan kurs (yaitu depresiasi mata uang)
berkaitan dengan perubahan dalam faktor-faktor berikut ini :
1. Perbedaan
Inflasi (inflation differential). Kebijakan moneter (monetery policy)
2. Neraca
Perdagangan (balance of trade)
3. Neraca
pembayaran (balance of payment)
4. Cadangan
moneter dan kapasitas utang luar negeri (international monetary reserve and
debt capacity)
5. Anggaran
nasional (national budget)
6. Kurs
forward (forward exchange quotations)
7. Kurs
tidak resmi (unofficial rates)
8. Perilaku
mata uang terkait (behavior of related currencies)
9. Perbedaan
suku bunga (interest rate differentials)
10. Harga
opsi ekuitas luar negeri (foreign equity option prices)
Mendefinisikan
dan menghitung resiko
Potensi terhadap risiko
valuta asing timbul apabila perubahan kurs valas juga mengubah nilai aktiva
bersih, laba, dan arus kas suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi tradisional
terhadap potensi risiko valas ini berpusat pada 2 jenis potensi risiko, yaitu
translasi dan transaksi.
1. Potensi Resiko Translasi
Potensi risiko
translasi mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata
uang domestic atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki
oleh perusahaan. Karena jumlah dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan ke
dalam nilai ekuivalen mata uang domestic untuk tujuan pengawasan manajemen atau
pelaporan keuangan eksternal, pengaruh translasi ini menimbulkan dampak
langsung terhadap laba yang dilaporkan. Aktiva atau kewajiban dalam mata uang
asing menghadapi potensi resiko kurs jika suatu perubahan dalam kurs
menyebabkan nilai ekuivalen dalam mata uang induk perusahaan berubah.
2. Potensi
Risiko Transaksi
Potensi Risiko
transaksi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta asing
yang timbul dari penyelesaian transaksi yang berdenominasi dalam mata uang
asing. Tidak seperti keuntungan dan kerugian translasi, keuntungan dan kerugian
transaksi memiliki dampak langsung terhadap arus kas.
Mengetahui
strategi perlindungan nilai tukar dan perlakuan akuntansi yang diperlukan
Strategi Perlindungan:
1. Lindung Nilai Neraca, Dapat mengurangi
potensi resiko yang dihadapi perusahaan dalam menyesuaikan tingkatan dan nilai
denominasi moneter aktiva dan kewajiban perusahaan yang terpapar.
2. Lindung Nilai Operasional, Bentuk perlindungan
resiko ini berfokus pada variabel – variabel yang mempengaruhi pendapatan dan
beban dalam mata uang asing.
3. Lindung Nilai Struktural, Lindung nilai ini
mencakup relokasi tempat manufaktur untuk
mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan.
4. Lindung Nilai Kontraktural, Lindung nilai
kontraktural ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada para manajer
dalam mengelola potensi risiko valuta asing yang dihadapi.
Akuntansi
Untuk Produk Lindung Nilai
Merupakan kontrak atau instrumen
keuangan yang memungkinkan penggunaannya untuk meminimalkan, menghilangkan,
atau paling tidak mengalihkan resiko pasar pada pundak pihak lain.
Produk ini mencakup antara lain Contract Forward,
future, SWAP, dan Opsi mata uang.
1.
Contract Forward Valas, Merupakan
perjanjian untuk mengirimkan atau menerima jumlah mata uang tertentu yang
dipertukarkan dengan mata uang domestik, pada suatu tanggal di masa mendatang.
2. Future Keuangan, Merupakan komitmen
untuk membeli atau menyerahkan sejumlah mata uang asing pada suatu tanggal
tertentu di masa depan dengan harga yang ditentukan.
3. Opsi Mata Uang, Memberikan hak kepada pembeli
untuk membeli (call) atau menjual (put) suatu mata uang dari pihak penjual
(pembuat) berdasarkan harga (eksekusi) tertentu pada atau sebelum tanggal
kadaluwarsa (eksekusi) yang telah ditentukan.
4. SWAP Mata Uang, Mencakup pertukaran saat
ini dan dimasa depan atas dua mata uang yang berbeda berdasarkan kurs yang
telah ditentukan sebelumnya. SWAP mata uang memungkinkan perusahaan untuk:
a. Mendapatkan akses terhadap pasar modal
yang sebelum tidak didapat diakses dengan biaya yang relatif rendah.
b.
Melakukan lindung nilai terhadap risiko
kurs yang timbul dari kegiatan usaha internasional.
Perlakuan
Akuntansi
FASB menerbitkan FAS
No. 133 yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan april 2003, unuk
memberikan pendekatan tunggal yang kompherensif atas akuntansi untuk transaksi
derivatif dan lindung nilai. IFRS No. 39 yang baru saja direvisi berisi panduan
yang untuk pertama kalinya memberikan tuntunan yang universal terhadap
akuntansi untuk derivatif keuangan. Sebelum kedua standar ini dibuat standar
akuntansi global untuk produk tidak lengkap tidak konsisten dan dikembangkan
secara bertahap.
Isu
Praktik
Meskipun aturan
penuntun yang dikeluarkan oleh FASB dan IASB telah banyak mengklarifikasi
pengakuan dan pengukuran derivatif, masih saja terdapat beberapa masalah. Yang
pertama berkaitan dengan penentuan nilai wajar. Wallance menyebutkan terdapat
64 kemungkinan perhitungan untuk mengukur perubahan dalam nilai wajar atas
resiko yang sedang dilindungi nilai dan atas instrumen lindung nilai.
Berspekulasi
Dalam Mata Uang Asing
Perlakuan akuntansi
untuk instrumen mata uang asing lainnya yang dibahas adalah mirip dengan
perlakuan untuk kontrak forward. Perlakuan akuntansi yang dibahas di sini
berdasarkan pada sifat aktifitas lindung nilai yaitu apakah derivatif
melindungi nilai komitmen perusahaan, transaksi yang akan terjadi, investasi
bersih pada operasi luar negeri, dan sebagainya.
Pengungkapan
Melakukan analisis atas
pengaruh potensial kontrak derivatif terhadap kinerja yang dilaporkan dan
terhadap karakteristik risik suatu perusahaan merupakan hal sukar dilakukan.
Pengungkapan yang diwajibkan oleh FAS 133 dan IAS 39 sedikit banyak telah
menyelesaikan masalah ini. Pengungkapan itu antara lain:
1. Tujuan
dan strategi manajemen resiko untuk melakukan transaksi lindung nilai
2. Deskripsi
pos-pos yang dilindung nilai
3. Identifikasi
resiko pasar dari pos-pos yang dilindung nilai
4. Deskripsi
mengenai instrumen lindung nilai
5. Jumlah
yang tidak dimasukan dalam penilaian efektivitas lindung nilai
6. Justifikasi
awal bahwa hubungan lindung nilai tersebut akan sangat efektif untuk
meminimalkan resiko pasar
7. Penilaian
berjalan mengenai efektifitas lindung nilai aktual dari seluruh derivatif yang
digunakan selama periode berjalan
Poin-Poin
Pengendalian Keuangan
Sistem evaluasi kinerja
terbukti bermanfaat dalam berbagai sektor. Sektor ini mencakup tetapi tidak
terbatas pada bagian treasuri perusahaan, pembelian dan anak perusahaan luar
negeri. Kontrol terhadap bagian treasuri perusahaan mencakup pengukuran kinerja
seluruh program manajemen risiko nilai tukar, mengidentifikasikan lindung nilai
yang digunakan dan pelaporan hasil lindung nilai. Sistem evaluasi tersebut juga
mencakup dokumentasi atas bagaimana dan sejauh apa bagian tresury perusahaan
membantu unit usaha lainnya dalam organisasi itu.
Acuan
Yang Tepat
Objek dari manajemen
resiko adalah untuk mencapai keseimbangan antara pengurangan resiko dan biaya.
Dengan demikian standar yang tepat yang digunakan untuk menilai kinerja aktual
merupakan bagian yang diperlukan dalam setiap sistem penilaian kinerja. Acuan
ini perlu di perjelas dibagian awal sebelum pembuatan program perlindungan dan
harus didasarkan pada konsep biaya kesempatan.
Sistem
Pelaporan
Sistem pelaporan resiko
keuangan harus dapat merekonsiliasikan sistem pelaporan internal dan eksternal.
Kegiatan manajemen resiko memiliki orientasi kedepan. Namun pada akhirnya
mereka harus merekonsiliasikan dengan pengukuran potensi resiko dan
akun-akunkeuangan untuk keperluan pelaporan eksternal.
Sumber :
Choi, Frederick D. S. dan Gary K. Meek.2010.
International Accounting. Buku 1 Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.